Selamat Datang

Mari berdiskusi dan berbagi untuk anak negeri

RPP IPA Kelas IX

Masih dalam proses persiapan
Category: 0 komentar

Tujuan Pembelajaran IPA Kelas IX

Kompetensi Dasar / Indikator
1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan pentingnya system eskresi bagi tubuh manusia
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ yang berperan dalam system ekskresi serta zat yang dikeluarkannya
3. Melalui pengamatan, siswa dapat menjelaskan struktur anatomi ginjal
4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan proses pembentukan urin
5. Melalui pengamatan, siswa dapat menjelaskan fungsi ginjal
6. Melalui pengamatan dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan zat yang dikeluarkan oleh kulit
7. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan zat yang dikeluarkan oleh hati
8. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh kelainan pada system ekskresi yang sering dijumpai ddalam kehidupan sehari-hari
9. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit pada system ekskresi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
10 Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan dan penyakit pada system eksresi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

1.2. Mendeskripsikan system reproduksi pada makhluk hidup dan penyakit yang berhubungan dengan system reproduksi pada manusia
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan macam reproduksi pada tumbuhan
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan macam reproduksi pada hewan
3. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ reproduksi pada pria
4. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ reproduksi pada wanita
5. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan fungsi organ reprodukai pada pria dan wanita
6. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh kelainan pada sistem reproduksi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
7. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit pada system reproduksi yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari
8. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan dan penyakit pada system reproduksi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari



Kompetensi Dasar / Indikator
1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan pentingnya system eskresi bagi tubuh manusia
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ yang berperan dalam system ekskresi serta zat yang dikeluarkannya
3. Melalui pengamatan, siswa dapat menjelaskan struktur anatomi ginjal
4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan proses pembentukan urin
5. Melalui pengamatan, siswa dapat menjelaskan fungsi ginjal
6. Melalui pengamatan dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan zat yang dikeluarkan oleh kulit
7. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan zat yang dikeluarkan oleh hati
8. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh kelainan pada system ekskresi yang sering dijumpai ddalam kehidupan sehari-hari
9. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit pada system ekskresi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
10 Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan dan penyakit pada system eksresi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

1.2. Mendeskripsikan system reproduksi pada makhluk hidup dan penyakit yang berhubungan dengan system reproduksi pada manusia
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan macam reproduksi pada tumbuhan
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan macam reproduksi pada hewan
3. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ reproduksi pada pria
4. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan organ reproduksi pada wanita
5. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan fungsi organ reprodukai pada pria dan wanita
6. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh kelainan pada sistem reproduksi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
7. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh penyakit pada system reproduksi yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari
8. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan dan penyakit pada system reproduksi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar / Indikator
1.3. Mendeskripsikan system koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan pentingnya system koordinasi bagi tubuh manusia
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya
3. Melalui pengamatan, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian dari sel saraf
4. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan proses gerak reflex dan gerak biasa
5. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan fungsi otak, sumsum tulang belakang dan saraf
6. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat mendeskripsikan bagian-bagian mata dan fungsinya
7. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat mendeskripsikan bagian-bagian telinga dan fungsinya
8. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat mendeskripsikan bagian-bagian hidung dan fungsinya
9. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat mendeskripsikan bagian-bagian kulit dan fungsinya
10 Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat mendeskripsikan bagian-bagian lidah dan fungsinya
11 Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan contoh kelainan dan penyakit pada system koordinasi dan alat indera yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
12 Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan dan penyakit pada system koordinasi dan alat indera yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari



Kompetensi Dasar / Indikator
2.1. Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan peran adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup
2. Melalui diskusi dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan punahnya beberapa jenis makhluk hidup akibat seleksi alam
3. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan punahnya beberapa jenis makhluk hidup hubungannya dengan kemampuan reproduksi yang dimilikinya
4. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan hubungan antar populasi dengan seleksi alam
5. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan peran perkembangbiakan bagi kelangsungan hidup
6. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan cara perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan

2.2. Mendeskripsikan konsep pewarisan sifat pada makhluk hidup
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan pengertian sifat resesif
3. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan pengertian sifat dominan
4. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan pengertian sifat intermediet

2.3. Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat beserta penerapannya
Tujuan Pembalajaran :
1. Melalui diskusi dan demonstrasi, siswa dapat menentukan gamet dari genotip tetua /induk
2. Melalui diskusi dan eksperimen pada bagan, siswa dapat menentukan rasio hasil persilangan monohibrida dan dihibrida

Kompetensi Dasar / Indikator
2.4. Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan pengertian bioteknologi
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan
3. Melalui diskusi dan penugasan, siswa dapat mendeskripsikan produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitarnya
4. Melalui penugasan, siswa dapat membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaat- kan dalam kehidupan sehari-hari



3.1. Mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi dan demonstrasi, siswa dapat mendeskripsikan benda dapat bermuatan listrik jika diberi perlakuan tertentu
2. Melalui diskusi, siswa dapat member contoh peristiwa yang menghasilkan benda yang bermuatan listrik
3. Melalui eksperimen sederhana, siswa dapat menunjukkan sifat muatan listrik
4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan secara kualitatif hubungan antara besar gaya listrik dan besar muatan listrik serta jarak antara benda bermuatan listrik


Kompetensi Dasar / Indikator
3.2. Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep arus listrik dan beda potensial
2. Melalui diskusi dan eksperimen, siswa dapat membuat rangkaian komponen listrik dengan berbagai variasi baik seri maupun paralel
3. Melalui penugasan, siswa dapat menggambarkan arus listrik dan beda potensial dalam bentuk table dan grafik
4. Melalui diskusi dan eksperimen, siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian
5. Melalui pengamatan, siswa dapat mengidentifikasi bahan yang termasuk konduktor, semi konduktor, dan isolator
6. Melalui diskusi, siswa dapat menggunakan Hukum Kirchoff I untuk menghitung V dan I dalam rangkaian
7. Melalui diskusi, siswa dapat menghitung hambatan pengganti rangkaian listrik seri dan paralel

3.3. Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep gaya gerak listrik (GGL) sumber arus listrik
2. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan susunan dan cara kerja elemen listrik primer dan sekunder
3. Melalui diskusi dan eksperimen, siswa dapat mengukur tegangan antara kutub-kutub sumber tegangan dan tegangan jepit (tegangan terpakai)



Kompetensi Dasar / Indikator
3.4. Mendeskripsikan hubungan energy dan daya listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan antara V, I dengan energy listrik yang digunakan
2. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan antara daya listrik, energy listrik, dan satuannya
3. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat menghitung biaya penggunaan listrik rumah tangga berdasarkan angka yang tertera pada kWh meter
4. Melalui penugasan, siswa dapat mendeskripsikan perubahan energy listrik menjadi energy bentuk lain
5. Melalui diskusi, siswa dapat mendeskripsikan cara-cara penghematan energy dalam kehidupan sehari-hari dan mengemukakan alasannya
Category: 0 komentar

Jangankan motor, mobilpun akan dibelikan, asal....

Dua sahabat sedang berunding untuk mendapatkan motor dengan paksa dari orang tuanya.
Alex : Papa, belikan saya motor, kalau tidak dibelikan saya akan lompat dari lantai dua ini !
Papa Alex : Baiklah nak, papa akan belikan yang penting kamu jangan lompat dari lantai dua itu, ok!

Di tempat lain Abdul juga melakukan hal yang sama:
Abdul : Papa, belikan saya motor, kalau tidak dibelikan saya akan lompat dari lantai dua ini !
Papanya Abdul : Jangankan motor nak, mobil pasti akan saya belikan yang penting kamu lompat dari lantau dua itu!
Haaaa.............?!
Category: 0 komentar

Model Pembelajaran

Sintaks Beberapa Model Pembelajaran
I. Kooperatif Learning
TYPE :
1. Jigsaw
Langkah-langkah
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kelas dibagi kedalam beberapa kelompok
3) Tiap siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda
4) Tiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan
5) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
6) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
7) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
8) Guru memberi evaluasi
9) Penutup


2.NHT (Kepala Bernomor)
Langkah-langkah
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap anggota kelompok memiliki nomor urut yang berlaku untuk semua kelompok,mis. No urut 1-5.
3) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
4) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,dan siswa diminta untuk mendiskusikannya,pastikan seluruh anggota mengetahui jawabannya
5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil diskusi kelompoknya
6) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
7) Kesimpulan


3.Role Playing
Langkah-langkah
1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum
10)Evaluasi
11)Penutup
4.Talking Stick
Langkah-langkah
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4) Siswa diminta membentuk lingkaran
Sebuah tongkat diserahkan pada seorang siswa,kemudian siswa diminta menyanyikan lagu,tongkat dipindahkan keteman di sebelahnya seiring dengan lagu,apabila lagu selesai tongkat pun berhenti,kemudian pertanyaan diberikan kepada pemegang tongkat. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5) Evaluasi
6) Penutup


5.Bertukar Pasangan
Langkah-langkah
1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakannya secara berpasangan
3) Siswa diminta bertukar pasangan skaligus bertukar informsi tugas. Pertukaran dilakukan sebanyak 5x, kemudian tiap pasangan menyampaikan pekerjaannya.
4) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
5) Pertanyaan diganti,dst.


6. Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3) Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6) Penutup


7.STAD / STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION
Langkah-langkah
1) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2) Guru menyajikan materi pembelajaran
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5) Memberi evaluasi
6) Kesimpulan

8. GI ( GROUP INVESTIGATION)
Langkah-langkah
1) Seleksi topik, para siswa memilih topik dalam suatu wilayah umum yang biasanya digambarkan dulu oleh guru. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2) Merencanakan kerja sama: Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yg konsisten dg berbagai topik dan subtopik yg telah dipilih pada langkah 1
3) Implementasi. Para siswa merencanakan rencana yg telah dirumuskan pada langkah 2.
Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yg luas dan mendorong siswa untuk menggunakan berbagai sumber.
4) Analisis dan sintesis: para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yg diperoleh pada langkah 3, dan merencanakan agar dapat diringkas dalam suatu penyajian yg menarik di depan kelas
5) Penyajian hasil: semua kelompok menyajikan suatu presentasi yg menarik dari berbagai topik yg telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu persepektif yg luas mengenai topik tersebut
6) Evaluasi


9. THINK PAIR AND SHARE
Langkah-langkah
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2) Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5) Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
6) Menarik kesimpulan
7) Penutup

10. EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/ menganalisa gambar
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7) Kesimpulan


11. PICTURE AND PICTURE
Langkah - Langkah
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Menyajikan materi sebagai pengantar
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Kesimpulan/rangkuman


12. MAKE – A MATCH/Mencari Pasangan
Langkah-langkah :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya
7) Kesimpulan/penutup


13. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7) Evaluasi


14. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
Langkah-langkah :
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama


15.KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
Langkah-langkah :
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai
Misalnya :
Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
3) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
4) Kesimpulan


16. COOPERATIVE SCRIPT

Stategi pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan
2) Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
5) Sementara pendengar :
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
6) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
7) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
8) Penutup


17. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Langkah-langkah :
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama
6) Penutup


18. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4) Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5) Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7) Kesimpulan/penutup


19. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3) Pembentukkan Kelompok
4) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru


20. DEBAT
Langkah-langkah :
1) Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
2) Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3) Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman


II. DIRECT INTRUCTION /DI (Pembelajaran Langsung)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
Langkah-langkahnya :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan



III.PROBLEM BASED INTRODUCTION /PBI (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan




Sumber
http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan- model-pembelajaran
Category: 1 komentar

Sistem Koordinasi (5)

Indera Peraba

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
1. Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
2. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

Indera Pengecap


Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Indera Pembau

Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Kelenjar Endoktrin Dan Hormon Yang Dihasilkan


Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior
1. Hipofisis bagian anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 11.4.
2. Hipofisis bagian tengah
Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
3. Hipofisis bagian posterior
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
d. Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
Hormon dan pengaruh hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal dapat dilihat pada Tabel.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
Hormon dan Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

Faktor-Faktor Pengatur Sekresi Hormon
Ada dua faktor yang berfungsi mengatur sekresi hormon, yaitu saraf dan faktor bahan kimia.
a. Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh karma itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
b. Faktor Kimia
Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi hormon tertentu. Contohnya, sekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di dalam darah.

Selesai

Sistem Koordinasi (4)

Indera Pendengar

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
Masih berlanjut .............

Sistem Koordinasi (3)

Indera

Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

INDERA PENGLIHAT (MATA)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
2. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
4. Kelainan pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:
• Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun
• Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
• Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.
Masih berlanjut ..................

Rumah Joni tetap jauh

Ketika pembelajaran sedang berlangsung, si Joni lagi-lagi datang terlambat.
Guru : Joni, kemarin kamu terlambat, sekarang kamu juga terlambat, coba jelaskan alasanmu !
Joni : Maaf Pak Guru, rumah saya jauh dari sekolah makanya saya terlambat datang.
Guru : Baiklah kalau begitu, hari ini saya maafkan, tapi kamu harus janji besok tidak akan terlambat lagi!
Joni : Maaf, tidak bisa Pak.
Guru : Mengapa tidak bisa Joni?
Joni : Masalahnya besok rumah saya masih tetap jauh Pak.
Category: 0 komentar

Sistem Koordinasi (2)

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Masih Berlanjut..............

Sistem Koordinasi

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
SEL SARAF
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet (penghubung)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Masih berlanjut............